GUS DUR & BUKU
Buku menjadi hal yang tak terpisahkan dari Gus Dur.
Karena sejak kecil, Gus Dur sangat gemar membaca buku. Bahkan di saat SMP, Gus Dur sudah membaca buku Das Kapital-nya Karl Marx Iya buku tebal yang berseri-seri itu...
Gus Dur bisa dibilang membaca semua jenis buku: filsafat, ekonomi, politik, dll. Mulai yang beraliran kanan hingga kiri. Di antaranya novel-novel William Faulkner, filsafat Plato, Thalles, Little Red Book karya Mao Zedong, dan What Is To Be Done nya Valdmir Lenin (Historia).
Gus Dur sangat menyukai sastra. Beberapa penulis sastra yang disukainya adalah Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner.
Baca Juga: Abdullah bin Abbas RA
Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y, Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky, dan Mikhail Sholokov.
Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Will Duurant yang berjudul "The Story of Civilazation" (radio buku).
Saking cintanya pada sastra, nama anak pertama Gus Dur Alissa Wahid terinspirasi dari tokoh dalam novel La Potre Etroite karya sastrawan Prancis Andree Gide (1909).
Ketika Gus Dur kuliah di Al-Azhar, Mesir, ia menjadikan perpustakaan sebagai tempat belajarnya. Ia bahkan sering membolos demi menghabiskan hari-hari di perpustakaan. Jika sebelumnya Gus Dur tertarik dengan pemikiran Barat , di Mesir ia banyak mengenal karya intelektual muslim.
Baca Juga: Abdullah bin Umar RA
Di antaranya karya-karya Sayyid Quthub, Sayyid Ramadhan, Hasan al-Banna, dan Ali Abdul Raziq dari Al-Azhar. Di sana, Gus Dur sempat terkagum - kagum dengan Ikhwanul Muslimun, sayap politik fundamentalis di Mesir. Meskipun pada perjalanannya, Gus Dur tumbuh sebagai muslim moderat.
Sosok Gus Dur yang sangat kosmopolit di antaranya dipengaruhi oleh bacaan-bacaanya yang sangat beragam. Kitab putih, kuning, bahkan merah dipelajarinya. Untuk itu, ketersediaan buku yang beragam di perpustakaan atau di toko buku perlu diupayakan.
0 Response to "GUS DUR & BUKU "
Post a Comment