-->

Kisah Orang-Orang Durhaka Kepada Agama

1. Kisah Qarun

Kisah Qarun tersebut dalam Al-Qur'an surat Al-Qasas ayat 76-82. Sesungguhnya Qarun adalah salah seorang kaum Nabi Musa dan masih saudara dengannya. 



Asal mulanya Qarun adalah orang melarat, fakir, tetapi rajin beribadah dan patuh terhadap perintah-perintah Nabi Musa. Menjadi kaya karena ia mendapat harta terpendam peninggalan zaman Nabi Yusuf.

Tetapi setelah ia kaya, Qarun lupa daratan, lupa ibadahnya, lupa segala-galanya, sehingga ia menjadi orang yang membangkang perintah-perintah Allah. Teman-temannya memberi nasehat bahwa segala harta kekayaannya itu adalah anugerah dari Allah, agar merasa syukur kepada-Nya. 

Tetapi selalu ditentang dengan kata-kata bahwa harta kekayaan itu adalah karena balasan Allah kepada Qarun atas kepandaiannya tentang isi-isi dari kitab Taurat. Memang, Qarun termasuk orang yang mengerti isi-isi kitab Taurat dan pandai juga mengolah timah dan barang-barang tambang lainnya.

Dia sering memamerkan kekayaannya di hadapan orang banyak dengan jalan-jalan yang diikuti pengawal-pengawal lengkap dengan perhiasan yang serba komplit, menarik hati orang yang memandangnya.

Sehingga orang-orang mu'min yang senang harta kekayaan dunia merindukan: "Kapankah aku dapat menikmati apa yang dirasakan Qarun." Sebagian orang Islam yang lain yang tidak senang kekayaan dunia membantahnya: "Padahal Allah yang diberikan kepada orang Islam di akhirat lebih besar dari pada harta benda Qarun".

Suatu ketika Nabi Musa mendapatkan wahyu yang mewajibkan zakat seper sepuluhnya satu persen bagi orang yang sudah kewajiban. Wahyu inipun disampaikan kepada Qarun oleh Nabi Musa. Tetapi Qarun menentangnya tidak mau mengeluarkan zakat, ia merasa keberatan mengeluarkan zakat yang tidak sedikit jumlahnya.


Di hadapan orang banyak Qarun bertanya kepada Nabi Musa tentang hukumnya berzina. Jawab Musa: "Berzina, kalau dia belum pernah kawin akan aku jilid 100 kali, kalau sudah pernah kawin akan aku rajam hingga mati.

Qarun : "Sekalipun terhadap dirimu sendiri?
Musa : "Tidak pandang bulu, siapa saja."
Qarun : "Mengapa wanita-wanita itu mengaku pernah berbuat zina dengan engkau ?"
Musa : "Datangkanlah, manakah wanita yang mengaku berbuat zina denganku."

Setelah didatangkan, wanita-wanita yang telah diberi upah tadi dihadapkan orang banyak menjelaskan bahwa mereka diberi uang oleh Qarun disuruh mengaku berbuat zina dengan Nabi Musa.

Mendengar penjelasan demikian, Nabi Musa bersujud, merasa syukur kepada Allah seraya berdoa: "Ya Allah, jika aku benar-benar sebagai rasul Engkau, aku mohon kepada Engkau agar Engkau laknat Qarun yang selalu menyakiti hatiku dan membuat malu namaku."

Kemudian Allah menurunkan wahyu yang isinya Allah telah menundukkan bumi dibawah kekuasaan Musa. Musa setelah diberi kekuasaan atas bumi ia pun segera menyeru kepada kaumnya: " Wahai kaumku, siapakah yang ikut aku, kumpullah denganku dan siapakah yang ikut Qarun akan tahu balasannya."

Semua kaum Bani Israil menjadi pengikut Nabi Musa kecuali 2 orang laki-laki. Kemudian Nabi Musa berseru kepada bumi: 
"Hai bumi, bukalah perutmu, telanlah Qarun dan pengikut-pengikutnya !"
Bumipun pecah di sekitar Qarun dan pengikutnya, sehingga Qarun, harta bendanya dan pengikut-pengikutnya tenggelam di telan bumi. Ia berteriak-teriak minta ampun, tetapi Nabi Musa sama sekali tidak menghiraukan.

2. Kisah Fir'aun

Fir'aun adalah seorang raja yang berkuasa mutlak di mesir. Kekuasaannya tidak terbatas sehingga apa yang ia katakan menjadi undang-undang yang harus dilaksanakan.

Kekejamannya membuat rakyat tidak berani berkutik sama sekali, meskipun dalam hatinya tidak cocok akan peraturan yang dikeluarkan. Rakyat sama mendewa-dewakannya, karena takut pedang hulu-balang melayang ke leher.

Kesombongan Fir'aun melampaui batas, ia mengaku sebagai Tuhan yang harus disembah, yang berkuasa penuh di atas semua raja yang berkuasa. Rakyat diwajibkan menyembah, kalau tidak pedang pasti melayang di leher. Suatu ketika ia bermimpi yang tidak enak dirasakan dalam hati. Mimpi tersebut ditakwilkan oleh para ahli nujum sebagai tanda bahwa kelak akan lahir dari Bani Israil seorang bayi yang akan mampu menghancurkan kekuasaan Fir'aun serta mengajak umatnya memeluk agama yang dibawanya.

Takwil mimpi tersebut membuat cemas hati Fir'aun dan khawatir kalau kekuasaannya akan hancur, maka dikeluarkannya satu undang-undang yaitu setiap bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil harus dibunuh.

Di saat berlakunya undang-undang ini, susahnya rakyat dari Bani Israil tidak dapat dibayangkan. Betapa tidak, Fir'aun menugaskan menterinya turun kedesa-desa, masuk kampung keluar kampung mencari berita tentang kelahiran bayi. Rakyat mesir terutama dari dari Bani Israil yang hamil menyembunyikan diri waktu melahirkan, takut kalau bayinya keluar laki-laki. Termasuk diantara mereka yang hamil adalah ibu Musa. Ia telah mendapat petunjuk dari Allah agar bayi itu dibuang di sungai nil dimasukkan dalam peti.

Baca Juga: Munculnya Dajjal

Sudah menjadi kehendak Allah, peti yang dihanyutkan dalam sungai nil itu ditemu oleh istri Fir'aun bernama siti asiah dan merasa sangat sayang kepadanya. Musa diasuh dalam kalangan keluarga Fir'aun dicarikan wanita yang menyusuinya. Tetapi semua wanita, Musa tidak mau menyusu kecuali ibunya sendiri. Memang Allah mengkurniai Musa selamat dari undang-undang Fir'aun dan dipertemukan kembali ibunya. 

Firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 7.

Artinya: 
"Kami ilhamkan kepada ibu Musa supaya disusukannya anaknya itu, maka apabila takut akan ditangkap Fir'aun hendaklah dihanyutkan ia ke dalam sungai nil dan janganlah kau takut dan janganlah berduka cita, sungguh kami (Allah) akan mengembalikan kepada kau dan menjadikannya seorang Rasul."

Musa setelah dewasa diberikannya oleh Allah pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan. Suatu ketika Nabi Musa bertemu 2 orang yang sedang berkelahi, seorang bangsa Israil (bangsa Nabi Musa) dan seorang lagi bangsa Qibthi (Bangsa Fir'aun). Nabi Musa bermaksud mendamaikan antara keduanya, tetapi yang seorang bangsa Qibthi tidak mau diajak berdamai.

Malah ia sombong dan congkak, merasa dirinya lebih mulia, karena dari bangsa raja. Maka ditamparlah ia oleh Musa, lalu meninggal. Nabi Musa menyesal atas perbuatannya yang tanpa sengaja. Lalu Nabi Musa pergi, keluar istana raja tanpa pamit dan tanpa tujuan. 

Lama nian pergi, sampailah ia ke negeri madyan yaitu negeri Nabi Syuaib. Di madyan Nabi Musa dijadikan menantu Nabi Syuaib, setelah dirasa cukup lama Nabi Musa di negeri madyan, ia pun ingin pulang ke negeri mesir bersama istrinya. Di tengah perjalananke mesir, Musa dan istrinya tersesat di jalan.

Dan mereka berdua melihat sinar api disebelah bukit Thur Sina, sinar api ini dihampiri oleh Musa sedangkan istrinya ditinggalkan, untuk mencari petunjuk jalan atau dapat mengambil api untuk memanaskan badan karena kedinginan.

Di sinilah Nabi Musa memperoleh wahyu agar berdakwah kepada Fir'aun dan diberi bekal sebuah tongkat mu'jizat serta tangan yang dapat memancarkan cahaya, sampai di mesir, Musa langsung menghadap Fir'aun untuk berdakwah.

Betapa besar murka Fir'aun atas kedatangan Musa yang sejak lama ditunggu-tunggu, malah datang membawa ajaran baru. Nabi Musa berdakwah dengan menunjukkan mu'jizat sebagai penguat yang membuktikan atas kenabian dan kerasulan Musa.

Fir'aun ingin mencoba menandingi  mu'jizat Nabi Musa berupa tongkat, maka dikumpulkannya berpuluh-puluh tukang sihir yang sudah pilihan disuruh bertanding lawan Musa. Tukang sihir Fir'aun mrnyulap tampar menjadi ular dan Nabi Musa hanya melempar tongkatnya dihadapan orang banyak berubah menjadi ular besar, lalu memakan ular-ular sulapan tukang sihir Fir'aun. 


Dengan demikian, tukang-tukang sihir Fir'aun sadar dan mengerti kalau tongkat Musa bukan sihir dan bukan sembarang tongkat. itu diluar kemampuan manusia biasa, maka mereka menyatakan beriman kepada Musa dan menjadi pengikutnya. Tinggal Fir'aun yang semakin murka kepada tukang sihir dan kepada Musa pula. 

Dia menuduh, kalau tukang-tukang sihir tersebut adalah anak buah Musa yang sudah didik sebelumnya. Akhir kisah ini, Fir'aun ingin membunuh Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya. Maka dikejarlah, Musa dengan pengikut-pengikutnya lari sampai batas lautan. Seandainya Musa dengan pengikut-pengikutnya tidak mendapat pertolongan Allah, pasti mereka dibunuh Fir'aun.

Tetapi Allah memberi pertolongan kepada Musa agar ia memukulkan tongkatnya di atas air laut. Lalu air laut pun pecah menjadi dua bagian, sehingga dapat digunakan jalan oleh Musa dan pengikut-pengikutnya. Fir'aun dan bala tentaranya mengejar dibelakang, tetapi setelah Musa dan pengikut-pengikutnya sudah sampai di seberang, air laut pun pulih kembali seperti sedia kala. Sehingga Fir'aun dan bala tentaranya mati tenggelam, sedangkan Musa dan pengikutnya selamat dari ancaman Fir'aun dan dari tenggelam.      

0 Response to "Kisah Orang-Orang Durhaka Kepada Agama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel