-->

Sifat dan Bentuk Ya’juj Ma’juj

Ya’juj dan Ma’juj juga termasuk bangsa manusia, mereka berasal dari turki, keturunan dari Sanaf bin Yafits bin Nuh as. Sifat Ya’juj dan Ma’juj ada 3 macam:
  1. Ada yang bentuknya seperti lebah (tawon) yang tingginya 120 hasta 
  2. Ada yang telinganya berbentuk persegi empat  dan sangat lebar, jika tidur telinga nya yang satu digunakan sebagai selimut dan yang satu lagi digunakan sebagai alas.
  3. Ada yang tingginya kurang lebih satu tengkal.



Diceritakan oleh Imam Al-Qurthuby dari Artho’ah bin Al-Mundir, ia berkata: “Ya’juj Ma’juj itu memiliki tiga bagian yang berbeda, sepertiga seperti panjangnya Al-Arzi (pohon yang besar), sepertiga lagi seperti segi empat yang panjang dan luas dan yang sepertiganya lagi membentangkan telinganya dan menyelimuti yang lain.”

Dalam riwayat dari Ali ra. Diceritakan bahwa sebagian mereka (Ya’juj Ma’juj) itu panjangnya satu jengkal, mereka mempunyai kuku yang panjang dan bisa berganti-ganti seperti halnya binatang buas yang dapat menerkam mangsanya dalam kegelapan, serta dapat mengaum layaknya harimau, mereka dapat merasakan panas dan dingin, telinganya besar dan salah satunya berbulu lebat hingga menutupi lubang telinganya dan yang lain kulitnya bersih.


Jumlah (bilangan) Ya’juj Ma’juj itu lebih banyak dari jumlah manusia selain Ya’juj Ma’juj dan mereka semua akan menjadi penghuni neraka jahanam, sebab tidak ada yang beriman sama sekali.

Pekerjaaan mereka hanya merusak  di semua tempat, menggonggong seperti anjing, kencing dan berak di sembarang tempat, hingga tidak ada tempat yang lapang. 

Ya’juj Ma’juj tidak akan mati sebelum memiliki keturunan paling sedikit seribu, jika ada yang mati bangkainya tidak dikubur, tapi dimakan oleh temannya sendiri.

Gajah, binatang ternak, ayam, bebek, mentok dan semua binatang melata seperti katak, bekicot,ular dan sebagainya  musnah sebab dimakan mentah-mentah oleh Ya’juj dan Ma’juj.

Air sungai sehan, sungai Jaihun dan telaga Thabariyah kering kerontang (habis) karena diminum oleh Ya’juj dan Ma’juj. 

Manusia juga banyak yang mati sebab terkena panah Ya’juj dan Ma’juj.

Dikatakan oleh para mufassir sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ats-Tsa'labiy yang ditulis Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafiy dalam kitabnya yang bernama Badaai'iz-Zuhuur fi Waqaai'ad-Duhuur pada bab yang menerangkan kisah Iskandar Dzulkarnain, yang isinya sebagai berikut: "Pada zaman Ya'juj Ma'juj manusia besar kecil banyak yang mengalami kerusakan sebab dipatuk oleh Ya'juj Ma'juj.

Alhasil, susah payahnya manusia pada waktu itu tidak bisa diukur sama sekali, sebab pekerjaan Ya'juj Ma'juj itu sifatnya tidak hanya menyesatkan juga merusak segala sesuatu tanpa pandang bulu.

Taman-taman dan pohon-pohonan yang menjadi sumber penghidupan manusia banyak yang tumbang sebab dirusak oleh Ya'juj Ma'juj yang banyak sekali jumlahnya.

Bumi juga luluh lantah sebab diobrak-abrik oleh Ya'juj Ma'juj kecuali kota Makkah, Madinah, Baitul Maqdis dan gunung Thur. Keempat tempat tersebut tidak bisa dimasuki oleh Ya'juj dan Ma'juj sebab dijaga oleh para malaikat.

Pada saat ini Ya'juj dan Ma'juj masih bertempat di dalam jurang yang lebarnya 150 hasta, jurang tersebut diapit oleh gunung Amlas dan gunung Munqathi'. Gunung Amlas yakni gunung yang tidak bisa dilewati oleh manusia sebab sangat licinnya, sedang gunung Munqathi' yakni gunung yang dibelakangnya tidak ada apa-apa lagi selain lautan.

Di antara kedua gunung tersebut diberi pagar rapat-rapat oleh Raja Iskandar Dzulkarnain pada tahun 1530 sebelum hijrah. Pagar tersebut terbuat dari gelontoran besi yang dilapisi dengan cairan tembaga, tingginya adalah 600 hasta, sama dengan tingginya gunung.

Baca Juga: Sirnanya Al-Qur'an

Lebarnya kurang lebih 300 hasta dan panjangnya sama dengan jarak antara kedua gunung tersebut, yaitu sekitar 100 pos. Pagar tersebut setiap hari sampai hari ini terus digerogoti oleh Ya'juj Ma'juj, juka malam hari mereka berhenti, tapi pagar tersebut tidak akan bisa jebol selama Nabi Isa as belum turun.

Matinya Ya'juj Ma'juj, pada zaman tersebut Nabi Isa dan kaum muslimin mengungsi ke gunung Thur, di situ mereka kekurangan pangan. Nabi Isa dan kaum muslimin memohon kepada Allah supaya Ya'juj dan Ma'juj segera dimusnahkan. 

Allah Yang Maha Pemurah lalu menurunkan banyak ulat-ulat yang menggerogoti Ya'juj Ma'juj mati semuanya tanpa ada yang tersisa.

Dalam riwayat yang lain diterangkan : Ya'juj Ma'juj akan mati sebab diamuk oleh angin puyuh, yaitu angin puyuh, yaitu angin yang telah membiasakan kaum 'Ad. 

Dikarenakan sangat besarnya angin tersebut, maka hanya dalam waktu satu jam Ya'juj Ma'juj yang sangat banyak jumlahnya itu dapat mati tanpa tersisa sedikitpun.

Setelah itu Nabi Isa dan kaum muslimin bersyukur kepada Allah SWT dan keluar dari tempat pengungsiannya, tapi akhirnya mereka merasa susah lagi dikarenakan mereka merasa tidak mampu merawat bangkai Ya'juj Ma'juj yang sangat banyak tersebut.


Nabi Isa as lalu berdoa kepada Allah SWT, kemudian Allah menurunkan burung-burung yang besar yang berwarna hitam dan mempunyai paruh, yang serupa dengannya saat ini adalah burung cangak, burung tersebut menggondol bangkai Ya'juj dan Ma'juj dan dibuang ke tanah Mahbal, yaitu tanah yang tidak dihuni manusia.

Mulai saat itu Nabi Isa as menata dunia , memberikan ketentraman bagi umat menurut syari'at agama islam, orang yang tadinya kafir dan angkuh hatinya, semua bersegera dengan tulus dan ikhlas memasuki agama islam.
    

0 Response to "Sifat dan Bentuk Ya’juj Ma’juj"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel