-->

PERTEMUAN PERTAMA : NABI MUHAMMAD SAW PANUTANKU

A. Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad saw selalu melakukan perbuatan dengan percaya diri dan mandiri. Pantaslah hasilnya sukses, Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw dalam melakukan pekerjaan. Salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan adalah mengerjakannya dengan percaya diri dan mandiri.

Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah Swt ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Nabi Muhammad saw berpesan kepada kita agar hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari pada hari ini.

Dengan iman yang kuat, Nabi Muhammad saw selalu percaya diri dalam melakukan dakwahnya dan kemampuan dirinya dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai utusan Allah Swt, Nabi Muhammad saw menyuruh kita selalu percaya diri.

Orang yang percaya diri selalu menghargai kemampuan diri sendiri. Orang yang percaya diri selalu memegang teguh pada pendirian dan tidak ragu- ragu. Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan seutas tali akan berhasil melakukannya jika ia tahu dirinya mampu melakukannya. Bentuk keyakinan akan kemampuan diri misalnya tenaganya kuat, tidak takut melihat ketinggian, dll. 

Akan tetapi, jika seseorang ragu akan kemampuannya, juga mudah takut melihat arus sungai dari ketinggian, Ia akan melakukan pekerjaan itu dengan ragu-ragu. Bahkan, karena tidak mengenali dirinya yang sebenarnya atau ia penakut, ia bisa tercebur ke sungai.

Setiap kali seseorang hendak mengerjakan sesuatu, ia harus memilih melakukannya dengan percaya diri atau meninggalkannya sama sekali. Jika ia memilih mengerjakan, berarti ia tahu dirinya mampu mengerjakan. Namun, jika ia ragu-ragu mampu atau tidak, lebih baik ia meninggalkan pekerjaan itu.
Perhatikan gambar di bawah ini !


Sumber : Dokumen Penulis
Gambar 1.2 siswa yang berani tampil

Gambar di atas berisi pesan tentang percaya diri. Agar siswa memiliki sikap dan mental percaya diri, Islam telah menunjukkan beberapa caranya dintaranya yaitu :

1. Bertawakal kepada Allah Swt. Jika seseorang akan mengerjakan sesuatu, hendaknya dia bertawakal kepada Allah Swt sebelum melakukannya. Insya Allah, Allah Swt akan menolong.
Allah Swt. berfirman: (Q.S. Ali-Imran/3:159)


Artinya: “... Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Bertawakal artinya menyerahkan keberhasilan pekerjaan yang sedang kita lakukan hanya kepada Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt akan menolong kita. Akan lebih sempurna bilamana setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu, sebaiknya membaca basmallah terlebih dahulu lalu bertawakal kepada Allah Swt.

2. Jangan ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh- sungguh tanpa ragu. Salah satu cara agar kita tidak ragu adalah mengenali diri sebelum mengerjakan, apakah kita benar-benar mampu mengerjakannya ataukah tidak. Peserta didik perlu diajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu. 

Apakah ia mampu? Lalu, apakah waktunya cukup? Apakah ada halangan, dia bisa mengatasi? Jika peserta didik menjawab (setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya keahlian, waktunya cukup, serta bisa mengatasi halangan, peserta didik tersebut akan memiliki kepercayaan diri. 

Berbeda halnya jika ia tidak tahu atau ia tidak yakin akan kemampuan dirinya, akan tetapi ia tetap melakukannya, kemungkinan ia akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi keraguan dan rasa takut, besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.

3. Jangan malu mengerjakan kebaikan
Ada kalanya sebelum mengerjakan sesuatu, kita dihantui oleh perasaan ragu dan malu sehingga tanpa kita sadari, waktu yang tersedia habis oleh perasaan ragu dan malu itu. Apabila kita menjadi hamba Allah Swt yang bertawakal, kita harus menjauhi sifat malu dan ragu.

Jika dalam hati kita terbetik ingin melakukan sesuatu yang salah dan keliru, kita perlu malu dan memilih tidak mengerjakannya. Akan tetapi, kalau untuk mengerjakan kebaikan, kita justru tidak boleh malu. Misalnya, mau membantu orang yang sedang susah tidak boleh malu. Mau melewati jalan yang sudah benar juga tidak boleh malu. 

Namun, misalnya seseorang diajak melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang (korupsi, berbohong, dll), kita harus malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan tidak terpuji adalah awal bagi kebiasaan seseorang yang berakhlak mulia. Jadi, jika tiba waktu salat, seseorang tidak boleh malu melaksanakannya. Jika seseorang disuruh berpidato naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya) dan ia mampu melakukannya, ia tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak boleh malu dalam semua kebaikan

MARI BERLATIH

Berilah tanda ( √ ) di kolom berikut!


Ayo lakukan salah satu yang kamu ceklis di atas kemudian kirimkan fotonya melalui Link yang sudah dibuat oleh bapak dan ibu gurumu!
linknya : Tekan Disini.

Mari Mengerjakan Soal

1. Nabi Muhammad saw diutus Allah Swt untuk . . .
2. Nabi Muhammad saw dalam dakwahnya selalu . . .
3. Orang yang percaya diri selalu . . . .
4. Nabi Muhammad saw selalu pada kemampuannya.
5. Orang yang . . . selalu memegang teguh pendirian dan tidak ragu-ragu.

Untuk menjawabnya silahkan klik link ini: Tekan untuk menjawabnya.

Mari Renungkan

1. Apa yang sudah kamu pelajari hari ini ?
2. Apa manfaat percaya diri dalam kehidupanmu baik di lingkungan sekolah maupun di rumah ?

Untuk menjawabnya silahkan klik link ini: Tekan untuk menjawabnya.

0 Response to "PERTEMUAN PERTAMA : NABI MUHAMMAD SAW PANUTANKU"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel