-->

Nahdlatul Ulama dan Palestina


Pada muktamar ke-14 di Magelang (Jawa Tengah) pada 1939. Salah satu hasil keputusan muktamar tersebut adalah tiap cabang NU harus iuran untuk membantu Palestina. Keputusan NU tersebut diabadikan pada Sipatahoenan, koran berbahasa Sunda yang dimuat pada berita berjudul Nahdlatoel Oelama djeung Palestina (Nahdlatul Ulama dan Palestina) dengan lead Oengal tjabang diwadjibkeun oeroenan (setiap cabang NU wajib iuran).

Berikut ini adalah teks berita koran yang diterbitkan perkumpulan Paguyuban Pasundan tersebut.  “Koe perkoempoelan Nahdlatoel Oelama ajeuna geus dipoetoeskeun jen sakabeh tjabang ti Nahdlatoel Oelama ngamimitan boelan ieu, Juli, oengal boelan koedoe ngajakeun oeroenan, pereloena keur noeloengan kaoem moeslimin noe aja di Palestina noe dina waktos ajeuna keur meudjeuhna ngarandapan kasoesahan noe sakitoe poharana.” Terjemahan bebas teks tersebut adalah “Perkumpulan Nahdlatul Ulama memutuskan mulai Juli 1939, seluruh cabang wajib iuran untuk membantu muslim Palestina yang saat ini mengalami kesusahan yang sangat.”    

Setahun sebelumnya, pada 1938, PBNU menginstruksikan cabang-cabang NU di seluruh Indonesia agar tanggal 27 Rajab sebagai Pekan Rajabiyah. Instruksi itu adalah menggabungkan perayaan lsra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan hari lahir NU, dengan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina merdeka.

Untuk tujuan tersebut, pada tanggal 19 Ramadhan 1957 bertepatan dengan 12 November 1938, PBNU di bawah kepemimpinan KH Mahfudz Shiddiq mengedarkan seruan kepada PB al-Hidayah al-Islamiyah, PB Wartawan Muslimin Indonesia, PB al-Islam, PB Muhammadiyah, PB Musyawaratut Thalibin, PB al-Jam'iyyatul Washiliyah, PB al-lrsyad, PB ar-Rabithah al-AJawiyah, PB Perserikatan Ulama Indonesia, Lajnah Tanfidziyah PSII, Pucuk Pimpinan PSII Penyadar dan Dewan Pimpinan Majelis Islam a'la Indonesia. 


 

0 Response to "Nahdlatul Ulama dan Palestina"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel