-->

KISAH KETELADANAN SITI KHADIJAH DAN SITI AISYAH

1. SITI KHADIJAH

Siti Khadijah binti Khuwalid lahir di Makkah tahun 556 M. Ibunya Fatimah, keduanya keturunan Quraisy. Beliau sorang wanita yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.



Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah, dikaruniai enam orang anak, menikah dengan Mariah Qibtiyah, mempunyai anak bersama Ibrahim. Dengan Siti Aisyah tidak mempunyai anak.

Setelah Muhammad Saw berusia 40 tahun, maka sering berkhalwat ke Gua Hira, sehingga mendapat wahyu yang pertama pada tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran beliau, yaitu diturunkannya Surat Al-Alaq, ayat 1-5.

Setelah wahyu yang diterimanya selesai dihafalnya, badannya gemetar karena takut kepada Malaikat Jibril yang baru kali itu dilihatnya, kemudian pulanglah Muhammad seraya gemetar. Dengan keadaan yang demikian gemetarnya dan bingung, Siti Khadijah menghiburnya, meyakinkan hatinya.

Karena beliau yakin, bahwa suaminya akan menjadi seorang pemimpin yang utama dan dapat mengangkat derajat umat.

Khadijah semakin menaruh kepercayaan terhadap suaminya, adapun yang dikatakannya suaminya, diterima dengan baik dan percaya sepenuhnya, tidak ada rasa yang diragu-ragukan dirinya. Ia juga salah seorang yang sangat setia, taat dan patuh kepada segala yang dipimpin oleh suaminya.

Oleh karena itu da'wah Islamiyah yang disiarkan Nabi Muhammad Saw ketika itu sebelum keluar disampaikan kepada orang lain, terlebih dahulu isteri dan keluarganya telah menerima dan meyakini da'wah dan seruan itu.

Baca Juga: Sirnanya Al-Qur'an

Pengorbanan Khadijah, sejak suaminya diangkat menjadi Rasul tidak sedikit untuk kepentingan da'wah Islamiyah. Sesudah kurang lebih 25 tahun Khadijah merasakan kebahagiaan hidup dengan suaminya, memenuhi tugas dan jejak suaminya dalam menggerakkan da'wah Islamiyah itu. 

Jasanya tidak sedikit tidak sedikit terhadap keberhasilan da'wah Islamiyah itu, sejak suaminya menjadi Rasul sehingga Khadijah wafat. Beliau wafat dalam usia 65 tahun, yaitu pada bulan Ramadhan tahun ke 10 dari tahun kenabian Muhammad Saw, yaitu dua tahun sebelum hijrah.

Keteladanan khadijah antara lain, Khadijah adalah:
  • Wanita keturunan bangsawan Quraisy, yang cantik, kaya harta dan luhur budi pekertinya dan mau mengorbankan harta bendanya.
  • Sebagai seorang istri, ia sangat setia terhadap Nabi Muhammad Saw, sejak perkawinannya hingga meninggalnya.
  • Sebagai seorang islam, Khadijah orang yang pertama kali Iman terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah Saw.
  • Sebagai seorang yang beriman, ia curahkan segala perhatiannya dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan da'wah Islamiyah.
  • Khadijah sebagai Umul Mu'minin yang sikap dan perbuatannya untuk kita teladani.
2. SITI AISYAH R.A.

Siti Aisyah binti Abu Bakar lahir pada tahun ke - 4 dari kenabian (615 M), yakni 8 tahun sebelum hijrah.

Keadaan pribadi Siti Aisyah sejak kecil tidaklah berbeda dengan anak-anak perempuan Quraisy lainnya, yakni suka bermain-main dengan kawan-kawannya sekampung. Hanya ia mempunyai sifat-sifat dan tabiat yang tersendiri seperti: teliti dan cerdas.


Siti Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad Saw dalam usia 9-10 tahun, disaksikan kaum Anshar dan Muhajirin, perkawainan itu terjadi pada tahun kedua hijrah.


Siti Aisyah bertabiat keras dan berperilaku teliti, cerdik dan cerdas dalam berfikir. Karena itu ia mudah menerima pelajaran dari Nabi Muhammad Saw, dia juga mempunyai sifat berani, tangkas dan lancar berbicara.

Nabi memandang bahwa Siti Aisyah inilah yang bakal menjadi satu-satunya wanita Islam yang dapat memegang tampuk pemimpin dalam urusan hukum-hukum Islam.

Keadaan rumah tangga Siti Aisyah r.a.
Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam mengatur rumah tangga, Nabi Muhammad Saw tidak pernah merasa kecewa dalam berumah tangga dengan Siti Aisyah r.a. karena segala yang dikehendaki beliau senantiasa bersedia.

Perjuangan Siti Aisyah r.a.
Siti Aisyah r.a. terkenal sebagai wanita pemberani, sejak diambil istri Nabi Muhammad Saw, senantiasa diberi pimpinan agar sifat pemberani itu dipergunakan untuk membela kebenaran dan mempertahankan kesucian.

Diriwayatkan, bahwa ketika terjadi peperangan Uhud, diantara prajurit Islam banyak yang mundur meninggalkan Nabi Muhammad Saw, waktu itu Aisyah dan Ummi Sulaim berlari-lari kian kemari, hingga kelihatan gelang kakinya. Mereka berdua mengangkat qirbah yang berisi air minum di atas punggung mereka, lalu dituangkanlah air itu kemulut para prajurit, kemudian mereka berdua mengambil air lagi dan memenuhi qirbahnya lalu datang lagi menuangkan air itu kemulut prajurit Islam.

Itulah diantara perjuangan Siti Aisyah r.a. yang harus kita ambil sebagai teladan, dalam memperjuangkan Islam.

Ibadah Siti Aisyah r.a.
Siti Aisyah seorang perempuan yang banyak ibadahnya kepada Allah SWT baik dimasa Nabi Muhammad Saw maupun sepeninggal beliau. Dia suka sekali menjalankan puasa sunnah, disamping puasa Ramadhan. Bahkan sepeninggal Nabi Muhammad Saw, ia berpuasa setiap tahunnya lebih banyak hari yang untuk berpuasa dari pada yang tidak, ia pun juga suka sekali shalat sunnah, disamping menjalankan shalat fardhu lima waktu, dan banyak membaca Al-Qur'an. 


Sepeninggal Nabi Muhammad Saw, ia tetap tahunnya mengerjakan ibadah haji, sampai pada tahun 36 H (sehabis peperangan jamal). Semakin bertambah usianya ia semakin tekun, hingga sepanjang waktunya selalu untuk beribadah.

Kedermawanan Siti Aisyah r.a.
Kedermawanan Siti Aisyah r.a banyak riwayat yang menyatakan diantaranya:
  • Menurut riwayat Urwah bin Zubair: "Aku mengetahui Siti Aisyah r.a. mengelarkan sodaqoh sebesar 70.000 dirham untuk sabilillah padahal ia dalam keadaan berpakaian buruk serta rusak".
  • Diriwayatkan, pada suatu hari datanglah seorang dengan membawa uang sebanyak 1.180 dirham, padahal hari itu ia sedang berpuasa maka duduklah ia membagi uang itu kepada orang banyak, pada sore harinya tidaklah mempunyai uang sendirham pun, maka ketika hendak berbuka puasa hanya ada sepotong roti dan sedikit minyak yang dimakan bersama pelayannya perempuan Ummu Darrah.
Siti Aisyah wafat pada masa pemerintah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, yaitu pada tanggal 17 Ramadhan 58 H. dalam usia 66 tahun, dimakamkan di Baqie (tempat pemakaman di Madinah).



0 Response to "KISAH KETELADANAN SITI KHADIJAH DAN SITI AISYAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel